Rabu, 2 Maret 2011 | 15:37 WIB
Dibaca: 13242
Komentar: 40
TERKAIT:
JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan akan mengirimkan surat kepada pimpinan partai politik yang tergabung dalam Sekretariat Gabungan Parpol Pendukung Pemerintah pada satu atau dua hari ke depan. Melalui surat itu, Presiden akan meminta ketegasan pimpinan parpol apakah mereka tetap ingin berkoalisi atau memisahkan diri.
"Jawaban yang diharapkan sesederhana pertanyaannya, yaitu iya atau tidak. Dan sebaiknya, karena ini ditulis dalam bentuk surat, maka sangat penting bagi mereka untuk memikirkan jawabannya secara rasional. Karena yang diperkarakan tidak ada kaitannya dengan perasaan, tetapi dengan nasib pemerintahan yang basisnya koalisi ini," kata Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparinga kepada para wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (2/3/2011).
Daniel mengungkapkan motif terpenting Presiden ketika memutuskan mengirimkan surat kepada pimpinan parpol. "Ada kemendesakan yang segera untuk menghadirkan pemerintahan yang bekerja lebih efektif. Saat ini ada sisa waktu pemerintahan selama 3,5 tahun. Maka itu Pak SBY dan Pak Boediono tidak mau mengambil risiko bahwa sisa waktu ini hanya merupakan waktu yang sia-sia," tuturnya.
Daniel meminta agar publik tak memandang surat tersebut sebagai cermin sikap Presiden yang antikritik. Presiden, kata Daniel, percaya bahwa perbedaan itu penting. Tetapi manakala keputusan harus diambil, perbedaan itu hanya membawa kehancuran.
"Saya kira, pesan penting untuk koalisi adalah, berbeda itu satu hal ketika pertimbangan sedang digalang. Tetapi ketika sudah menjadi keputusan, maka sebaiknya orang harus menjadi satu. Selama 1,5 tahun terakhir ini, garis itu tidak terlalu jelas ditarik. Dengan pernyataan itu, ada garis yang dibuat.Are you with us or are you with done," kata Daniel.
Daniel menegaskan, "Kalau kita berada dalam koalisi pemerintahan, fungsinya adalah menyukseskan misi kabinet ini. Masa lucu-lucuan sudah berakhir. Orang sebaiknya meluruskan kembali pikiran dan hatinya untuk koalisi."