JAKARTA - Dua pesawat TNI dilaporkan hampir menabrak pesawat yang ditumpangi Deputi Perdana Menteri Papua Nugini, sehingga memicu keluarnya ancaman pengusiran terhadap Dubes RI di PNG. Tetapi pihak TNI membantah tuduhan tersebut.
"Bukan mau tabrakan, namun 29 november 2011 pukul 9.57 lalu Pesawat Sukhoi TNI AU membayangi pesawat Falcon 900 PNG P2AN. Untuk mengidentifikasi secara visual mengingat flight clearance tidak seusai dengan yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan," jelas juru bicara TNI Iskandar Sitompul kepada Okezone lewat sambungan telepon Jumat (6/1/2012).
"Namun setelah itu, identifikasi secara visual selesai. Pesawat kemudian melanjutkan perjalanan," tuturnya.
Iskandar pun menegaskan, kembali tidak ada insiden tabrakan ataupun kejadian hampir bertabrakan antara pesawat Sukhoi TNI dengan pesawat yang ditumpangi oleh deputi PM Papua Nugini Belden Namah. Menurutnya, pesawat TNI hanya melakukan tugas sesuai prosedur untuk mengetahui kepastian asal pesawat.
"Tidak benar mau tabrakan. Hanya membayangi untuk mengidentifikasi dan seluruh permasalahan ini sudah ditangani Menkopolhukam," imbuhnya.
Kasus ini mencuat setelah Parlemen Papua Nugini, yang mendukung rencana PM Papua Nugini, hendak mengusir Dubes RI di Papua Nugini Andreas Sitepu. Pihak Papua Nugini menuduh dua pesawat TNI hendak menabrak pesawat yang ditumpangi oleh deputi PM Belden Namah.
Bahkan pihak pemerintah PNG menuduh bahwa Indonesia bermaksud untuk memata-matai mereka. Alhasil mereka pun menuntut penjelasan dan bila tidak mendapatkan keinginan mereka dalam waktu 48 jam, maka seluruh hubungan diplomatik antara Indonesia dan Papua Nugini akan hancur.
"Bukan mau tabrakan, namun 29 november 2011 pukul 9.57 lalu Pesawat Sukhoi TNI AU membayangi pesawat Falcon 900 PNG P2AN. Untuk mengidentifikasi secara visual mengingat flight clearance tidak seusai dengan yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan," jelas juru bicara TNI Iskandar Sitompul kepada Okezone lewat sambungan telepon Jumat (6/1/2012).
"Namun setelah itu, identifikasi secara visual selesai. Pesawat kemudian melanjutkan perjalanan," tuturnya.
Iskandar pun menegaskan, kembali tidak ada insiden tabrakan ataupun kejadian hampir bertabrakan antara pesawat Sukhoi TNI dengan pesawat yang ditumpangi oleh deputi PM Papua Nugini Belden Namah. Menurutnya, pesawat TNI hanya melakukan tugas sesuai prosedur untuk mengetahui kepastian asal pesawat.
"Tidak benar mau tabrakan. Hanya membayangi untuk mengidentifikasi dan seluruh permasalahan ini sudah ditangani Menkopolhukam," imbuhnya.
Kasus ini mencuat setelah Parlemen Papua Nugini, yang mendukung rencana PM Papua Nugini, hendak mengusir Dubes RI di Papua Nugini Andreas Sitepu. Pihak Papua Nugini menuduh dua pesawat TNI hendak menabrak pesawat yang ditumpangi oleh deputi PM Belden Namah.
Bahkan pihak pemerintah PNG menuduh bahwa Indonesia bermaksud untuk memata-matai mereka. Alhasil mereka pun menuntut penjelasan dan bila tidak mendapatkan keinginan mereka dalam waktu 48 jam, maka seluruh hubungan diplomatik antara Indonesia dan Papua Nugini akan hancur.