Wacana Pemerintah Rugikan Pemilik Kapal
Selasa, 08 Maret 2011 , 02:42:00 WIB
Selasa, 08 Maret 2011 , 02:42:00 WIB
RMOL.Investor Malaysia ternyata bernafsu menguasai proyek jembatan nasional kelas kakap di Tanah Air. Setelah menyatakan minatnya untuk terlibat di proyek Jembatan Selat Malaka (JSM), kini investor Negeri Jiran itu juga ingin nimbrung di proyek Jembatan Selat Sunda (JSS).
Saat ini, pemerintah terus mematangkan rencana pembangunan mega proyek JSS, termasuk investor yang terlibat. Investor asing yang berminat menggarap JSS juga terus bertambah. Salah satunya investor dari Malaysia.
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto mengakui, pemerintah tidak bisa mengerjakan proyek ini sendirian sehingga butuh investor. Dia menyebutkan beberapa investor yang berminat dengan proyek senilai Rp 200 triliun itu. Antara lain, Malaysia, China dan investor lokal (PT Bangungraha Sejahtera Mulia).
“Intinya kita tidak bisa mengerjakan sendiri,” ujar Djoko usai rapat kerja dengan Komisi V DPR di Jakarta, kemarin.
Dengan melibatkan swasta, kata dia, maka konsep pengembangan dan pengoperasian JSS nanti mirip jalan tol, built operate and transfer (BOT). Dengan model ini, modal investor bisa dikembalikan secara cepat.
Sayang, aku Djoko, Keputusan Presiden (Keppres) soal JSS masih dalam proses finalisasi. Diharapkan pertengahan tahun ini payung hukumnya sudah keluar.
Jika Keppres ini keluar, lanjut Djoko, maka pihaknya akan secepatnya membentuk badan pengelola JSS. Sembari menunggu Keppres keluar atau sebelum JSS dibangun, Menteri PU berjanji akan memperbaiki terlebih dahulu infrstruktur di kawasan Sumatera.
Wakil Komisi V DPR Muhidin Mohamad Said mengatakan, pemerintah perlu membuat terlebih dulu perencanaan proyeksi JSS. Dia juga mempertanyakan, anggaran biaya Rp 200 triliun ini akan diambil dari mana.
“Jika pemerintah sudah membuat proyeksi, maka akan diketahui, penting mana antara JSS dengan penambahan kapal-kapal Feri,” katanya.
Karena itu, kata Said, pemerintah harus mempunyai planning yang mantap. Artinya, perlu kejelasan dan kepastian waktu dimulainya pembangunan JSS. Ini penting agar para investor tidak ragu-ragu untuk berinvestasi. Minimal, harus ada kepastian dulu kapan waktunya.
“Jadi kalau diwacanakan terus dan tidak jelas, maka pengusaha-pengusaha Kapal Feri ini akan ragu-ragu untuk menambah kapal barunya,” tukas Said. Karena itu, harus ada sikap politik dari pemerintah. Jika hanya wacana terus, maka sektor transportasi dalam negeri akan terganggu.[RM]