KADER PARTAI AMANAT NASIONAL UTAMA ANGKATAN KE IV 2004   

Jumat, Maret 04, 2011

Kampung Prasejarah Ditemukan di Jayapura


Kamis, 3 Maret 2011 | 22:17 WIB

JAYAPURA, KOMPAS.com — Tim peneliti Balai Arkeologi Jayapura, Papua, berhasil menemukan permukiman prasejarah di bukit Yomokho, Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura.
Ketua penelitian, Hari Suroto, di Jayapura, Kamis (3/3/2011), mengatakan, penelitian itu telah dilakukan sejak 28 Februari hingga 2 Maret 2011, dengan menggunakan metode ekskavasi (panggilan) tanah untuk mengetahui potensi temuan arkeologi di dalam tanah.
"Dari hasil penelitian ditemukan permukiman prasejarah di Bukit Yomokho. Hal itu terlihat saat tim melakukan penggalian tanah sedalam 80 cm dan menemukan arang bekas perapian, gerabah, tulang manusia, tulang binatang, cangkang moluska laut, cangkang moluska danau, alat batu, dan manik-manik," katanya.
Menurutnya, jika dilihat dari hasil temuan gerabah diketahui, bukit Yomokho dihuni manusia pada 1.500 tahun yang lalu, di mana tradisi penggunaan gerabah diperkenalkan oleh orang Austronesia.
Dia menjelaskan, berdasarkan temuan yang ada, dapat direkonstruksi kehidupan penghuni Bukit Yomokho pada 1.500 tahun lalu, yang hidup berburu dan meramu, bahkan makanan utama mereka adalah moluska laut dan danau yang dimasak menggunakan gerabah.
Selain itu, penghuni Yomokho juga telah menggunakan manik-manik dan gerabah sebagai bekal kubur.
Di mana mereka percaya ada kehidupan lain setelah seseorang meninggal, maka simati perlu diberi bekal gerabah dan manik-manik.
Sementara temuan cangkang moluska laut membuktikan, penghuni bukit Yomokho juga melakukan kontak dengan masyarakat pesisir pantai.
Dia mengatakan, manik-manik yang ditemukan di bukit Yomokho termasuk jenis manik-manik Indo-Pasifik, di mana diketahui benda itu didatangkan dari luar Papua melalui serangkaian perdagangan dari barat ke timur oleh orang Austronesia.
Jika dilihat dari daerah temuan penghuni Yomokho pada saat itu bermukim di lereng bukit, hal ini diketahui dari permukaan lereng sebelah barat terdapat batu-batu yang disusun rapi membentuk denah segi empat yang menjadi tembok pembatas tiap rumah mereka.
"Pola permukiman ini memiliki kesamaan dengan permukiman di Lembah Maungarao Polynesia (Pasifik). Bekas pola permukiman menunjukkan bahwa masyarakat yang bermukim di bukit Yomokho pada masa prasejarah telah mendapat pengaruh budaya dari wilayah pasifik," kata Hari Suroto.