Sabtu, 5 Maret 2011 | 18:17 WIB
Dibaca: 670
Komentar: 0
APSeroang pemberontak menembak kendaraan pasukan pro Khadafy yang terbakar dalam merayakan perebutan kembali kota Brega, Libya, Selasa (1/3/2011).
TERKAIT:
BEGHAZI, LIBYA, KOMPAS.com - Korban jiwa akibat pertempuran hari Jumat di sekitar kota Libya timur, Ras Lanuf, serta serangan gudang persenjataan, juga di timur meningkat menjadi 26 orang, kata dokter. Serangan di pangkalan persenjataan itu disebut oleh para pemberontak dilakukan tentara Muamar Gaddafi.
Pada hari Sabtu, dokter mengatakan jumlah korban total dari dua kejadian tersebut dapat meningkat karena lebih banyak mayat ditemukan atau dibawa. Pemberontak mengatakan tentara Gaddafi mengebom tempat penyimpanan senjata pada Jumat di Rajma, di pinggiran kota kedua terbesar Benghazi yang saat ini berada di tangan pemberontak.
Di daerah yang lebih ke timur, pemberontak bertempur dengan tentara pro-Gaddafi untuk mengendalikan kota Ras Lanuf, tempat pangkalan minyak. Ras Lanuf sudah berada penuh di bawah kontrol pemberontak pada Sabtu dan pasukan pemerintah telah pindah ke bagian barat kota tersebut.
Sang dokter yang meminta untuk tidak disebut identitasnya itu berasal dari Rumah Sakit Martyr di Benghazi, tempat sebagian besar korban tewas dibawa akibat serangan di pangkalan amunisi menyatakan total korban kejadian itu berjumlah 19 orang sejauh ini.
"Mayat 12 orang yang tewas dibawa ke sini dan ke rumah sakit utama Benghazi lainnya ada tujuh orang," kata sumber tersebut dan mengambahkan bahwa ada enam ambulans lain yang sedang dalam perjalanan untuk menemukan mayat. "Kebanyakan korban tewas adalah penduduk di rumah-rumah yang dekat dengan pangkalan militer," katanya.
Seorang dokter lain di rumah sakit di kota sebelah timur yang sudah diduduki pemberontak, Ajdabiya, Ramadan Salem, mengatakan delapan korban tewas tiba di rumah sakit itu dari Ras Lanuf. Ia mengatakan dua adalah pengikut Gaddafi dan enam lain pemberontak. Ia juga menyebutkan ada 25 orang yang terluka.
Berbicara mengenai ledakan di tempat amunisi Rajma, seorang pengusaha Youssef mengatakan dari ranjangnya: "Saya sedang sholat di mesjid di Rajma ketika mendengar ledakan dan hal yang saya tahu selanjutnya saya sudah berada di rumah sakit. Saya tidak tahu apa yang terjadi pada saudara laki-laki saya yang juga sholat dengan saya." Ia mengalami keretakan di kedua tulang pahanya dan menggunakan masker oksigen.
Seorang pengemudi ambulan, Hamid Said mengatakan: "Saya berada di pangkalam militer Rajma untuk melihat apa yang terjadi di sana. Ledakan terjadi di belakang saya dan melemparkan saya beberapa meter ke udara. Saya tidak tahu apa yang terjadi dengan tema saya. Tidak ada yang dapat mengatakan kepada saya. Saya tidak mendengar ada pesawat sebelum ledakan."