KADER PARTAI AMANAT NASIONAL UTAMA ANGKATAN KE IV 2004   

Sabtu, Desember 11, 2010

Kursi Kosong Liu jadi Perhatian Utama Upacara Penghargaan Nobel Perdamaian

Sabtu, 11/12/2010 04:27 WIB
Oslo - Upacara penghargaan nobel perdamaian untuk aktivis pro demokrasi China, Liu Xiaobo, digelar di Oslo, Norwegia. Penghargaan itu diberikan tanpa kehadiran Liu, yang dipenjara 11 tahun oleh negara asalnya. Mata hadirin tertuju pada kursi untuknya yang kosong.

Fokus perhatian dalam acara di Oslo's City Hall, Jumat (10/12/2010), itu bukanlah tampilnya seorang pemenang nobel di atas panggung, yang dengan bangga menerima hadiah bergengsi. Namun, kursi kosong yang berada di barisan paling depan.

Liu atau yang mewakili seharusnya duduk bersama pada anggota Komite Nobel Norwegia. Namun, kursi itu tetap kosong hingga Ketua Komite Thorbjoern Jagland meletakkan penghargaan untuk Liu di atasnya. Sekitar 1.000 undangan yang hadir menyambut dengan tepuk tangan meriah, termasuk Raja Norwegia Harald dan Ratu Sonja.

Sebuah foto Liu memakai kacamata dan tersenyum, digantung di dekat kursi. Tiadanya perwakilan penerima nobel ini adalah untuk pertamakalinya sejak tahun 1975 tahun, ketika pemenang nobel asal Moskow, fisikawan Andrei Sakharov, saat itu juga tidak bisa hadir.

Istri Liu, Liu Xia, maupun kerabatnya, dikenai tahanan rumah oleh otoritas Beijing sejak Oktober dan tidak diperbolehkan melakukan perjalanan ke luar negeri. Demikian seperti dikutip darireuters.

Aktris Liv Ullmann membacakan pernyataan terakhir Liu yang dibuat pada Desember 2009 atas tuduhan subversi terhadap negara. Liu mendedikasikan nobel yang diterimanya itu untuk "Jiwa-jiwa yang hilang", yaitu para korban dalam tragedi Tiananmen tahun 1989.

"Saya tidak punya musuh dan tidak punya Kebencian. Tidak ada polisi yang memonitor, menahan, dan menginterogasi saya. Tidak ada jaksa yang mendakwa saya," kata Liu seperti dibacakan oleh Ullmann.

Aktris itu juga membacakan kata-kata cinta Liu untuk sang istri. "Cintamu adalah sinar matahari yang melompat lebih tinggi dan menembus jeruji besi jendela tempatku dipenjara. Bahkan jika aku hancur menjadi bubuk, aku masih akan menggunakan abuku untuk menerimamu," ucap Liu.

Seorang teman Liu Xiaobo, Lu Jing Hua (50), yang hadir di upacara penghargaan itu mengaku sangat sedih atas nasib yang menimpa sabahatnya. Namun, ia juga menyimpan kebanggaan kepada Liu Xiaobo.

"Saya merasa sangat senang karena semua orang tahu bahwa hadiah ini adalah suatu kehormatan yang besar bagi Liu Xiaobo," ungkapnya.

Hingga menit-menit terakhir, sebanyak 6 negara menyatakan menolak menghadiri seremoni tersebut. Sedangkan 16 negara memilih tidak menjawab undangan Panitia Nobel. Kementerian Luar Negeri RI menyatakan pihak Indonesia hadir diwakili oleh Kuasa Usaha di Oslo.

Pada Desember 2009 lalu, Liu divonis penjara selama 11 tahun atas dakwaan subversif terhadap kekuasaan pemerintah. Aktivis berumur 54 tahun itu sebelumnya juga pernah bertahun-tahun dipenjara atas keterlibatannya dalam aksi protes prodemokrasi di Tiananmen pada tahun 1989. (irw/irw)