s
Rabu, 01/12/2010 23:02 wib detiknews
Jakarta - Situs whistleblower WikiLeaks berencana menerbitkan sekitar 3 ribu kawat diplomatik Kedubes AS di Indonesia. Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Scot Marciel pun enggan berkomentar ketika ditanya masalah ini.
"No, no," jawab Marciel sambil mengisyaratkan keengganan untuk menjawab
pertanyaan tentang rencana WikiLeaks itu di sela-sela Opening Celebration Pusat Kebudayaan @america di Hotel Ritz Carlton, Pacific Place, SCBD, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (1/12/2010) malam.
Lantas Wakil Atase Pers Kedubes AS di RI Philip W Roskamp yang mendampingi Marciel pun menimpali dengan sopan, "Maaf, tidak ada kesempatan berbicara mengenai itu malam ini. Mungkin lain kali,"
Seperti dilansir detikcom dari situs resmi WikiLeaks, Rabu (1/12/2010), akan ada 251.287 kawat-kawat diplomatik yang akan dibocorkan ke publik. Kawat diplomatik ini utamanya dari Kemenlu AS ke berbagai Kedubes mereka di seluruh dunia dan sebaliknya.
Periodenya dari 28 Desember 1966-28 Februari 2010. Kawat diplomatik yang paling banyak dibocorkan adalah dari Kemlu AS sekitar 8.000 dokumen, kemudian dari Kedubes AS di Ankara, Turki, nyaris 8.000 dokumen.
Nah, ternyata ada juga dokumen rahasia dari Kedubes AS di Jakarta. Jumlahnya pun lumayan, ada sekitar 3.000 lebih kawat diplomatik dari dan ke Kedubes AS di Jakarta. Namun hingga hari keempat WikiLeaks merilis kawat-kawat diplomatik itu, belum ada satu pun dokumen yang dibocorkan dari Kedubes AS di Jakarta.
WikiLeaks mengeluarkan dokumen rahasia itu sedikit-sedikit. WikiLeaks hanya memberikan gambaran secara umum dokumen-dokumen yang mereka bocorkan. "AS memata-matai sekutunya dan PBB, menutup mata terhadap korupsi dan
pelanggaran HAM, lobi-lobi pintu belakang, melobi untuk kepentingan perusahaan AS," demikian sedikit gambaran WikiLeaks.
Salah satu kabel diplomatik yang dibocorkan situs WikiLeaks adalah kehidupan
pribadi Presiden Prancis Nicolas Sarkozy. Pada tahun 2007 lalu, para diplomat AS khawatir bahwa perceraian Sarkozy dari istrinya waktu itu, Cecilia, telah menyebabkan sekutu mereka itu lebih gampang marah dan tak terduga.