Senayan - Ekonom Ichsanuddin Noorsy mengatakan, telah terjadi asimetri informasi dalam mekanisme penjualan saham PT Krakatau Steel (KS) yang melepaskan 3,15 miliar dengan harga Rp 850 per lembarnya. Kata Noorsy, transaksi selalu ada transaksi politik dalam transaksi ekonomi.
"Jangan salahkan siapa yang menjadi konsumen saham PT KS. Karena ini keanehannya ada di produsen," katanya dalam diskusi bertajuk 'Membedah IPO PT Krakatau Steel' di ruang wartawan DPR, Kamis (4/11).
Seharusnya, katanya, pemerintah bisa mengurangi potensi kerugian sebanyak Rp 1,57 triliun dan negara menerima 4,25 triliun jika saham dijual di angka Rp 1.350.
"Saya ingin tanyakan sebenarnya siapa yang menjadi konsultan keuangan PT KS dalam mengambil keputusan penjualan saham ini,” katanya.
Menurut Noorsy, dalam kasus penjualan saham PT KS yang terlalu murah ini telah terjadi asimetri informasi di produsen. "Ini sangat aneh, asimetri terjadi kok di produsen bukan konsumen. Ini di pasar modal loh. Seharusnya produsen lebih tahu siapa dirinya dan bagaimana kondisi pasarnya,” katanya.
Bagi Noorsy, Indonesia masih memiliki problem yang belum berubah hingga saat ini, yakni selalu adanya transaksi politik dalam transaksi ekonomi. "Tidak sekarang, tidak kemarin. Transaksi ekonomi kental dengan transaksi politik, ini belum berubah. Hanya caranya saja yang berubah."